Senin, 29 April 2019

Cerita Mesum : Skandal Sama Papa Sendiri Lebih Nikmat Sensasinya

Lisna yang sehabis lulus dari sekolahnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, dengan postur yang sangat ideal Lisna termasuk wanita yang cantik, tinggi tubuhnya yang semampai, cerdas tak heran dia masuk ke perguruan yang dia inginkan, Lisna sudah mempunyai pacar sejak dibangku SMA namanya Bayu dia setia dan serius dalam menjalani masa pacarannya.

Skandal Sama Papa Sendiri Lebih Nikmat Sensasinya

Mau kemana lagi, Lis?” tanya Bayu sambil melirik ke Lisna.

“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Lisna sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.

Bayu sekilas melirik pada paha Lisna yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Lisna naik tersingkap dengan posisi duduk Lisna tersebut.

“Lis, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Bayu.

“Yee, kamu horny ya?” kata Lisna melirik Bayu sambil tersenyum.

“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu” kata Bayu sambil tersenyum pula.

“Ya sudah, mau dimana?” tanya Lisna sambil tangannya mengelus paha Bayu yang sedang mengemudi.

Bayu tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..

“Buka dong semua pakaian kamu,” kata Bayu sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya.

“Ih dasar otak horny!” kata Lisna tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya.

“Aku cinta kamu..” kata Bayu sambil memeluk tubuh telanjang Lisna dari belakang.

Satu tangan meremas buah dada Lisna, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.

“Mmhh” desah Lisna sambil terpejam. Tangan Lisna menggenggam kontol Bayu yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.

“Mmhh.. Enak sayang” bisik Bayu ketika Lisna mengocok kontolnya.

Lisna tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Bayu lalu mengecup bibirnya. Bayu membalas kecupan bibir Lisna dengan hangat.

“Hisap, dong…” bisik Bayu di telingan Lisna.

Lisna tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Bayu yang sudah berdiri tegak. Lidah Lisna mulai menjilati kepala kontol Bayu sementara tangannya tetap mengocok batangnya.

“Ohh.. Enak sayang…” bisik Bayu sambil memompa kontolnya pelan ketika Lisna mulai mengulum batang kontolnya.

Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Lisna pada kontolnya membuat Bayu mengejang menahan nikmat.

“Gantian dong…” kata Lisna sambil bangkit setelah beberapa waktu.

Lisna bersandar ke dinding sambil berdiri. Bayu jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Lisna. Lisna memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah bayu mulai menelusuri belahan memeknya.

“Oww.. Enak banget, sayang,” kata Lisna sambil memegang kepala Bayu dan mendesakan ke memeknya.

Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Bayu bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian.

“Ohh.. Sshh…” desis Lisna merasakan kenikmatan yang tak terhingga.

Lisna terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Bayu lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..

“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Lisna menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.

Terasa ada yang menyembur hangat enak di dalam memeknya.

“Mmhh.. Enak sekali sayang,” kata Lisna sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya.

Bayu sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Lisna sesaat, segera ditariknya tubuh Lisna ke atas ranjang. Lisna telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Bayu segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Lisna.

Tangan Lisna segera menggenggam dan membimbing kontol Bayu ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Bayu sudah masuk ke memek Lisna. Kontol Bayu keluar masuk memek Lisna disertai bunyi khas..

“Mmhh…” Lisna mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Bayu.

“Enak sekali, sayangghh…” desah Bayu.

Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Bayu hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Bayu semakin cepat keluar masuk memek Lisna. Ketika puncaknya, Bayu segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Lisna yang sudah terbiasa, langsung mengerti.

Kontol Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Bayu terpejam sambil memegang kepala Lisna dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Lisna. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Bayu tumpah di dalam mulut Lisna yang terus menghisap kontolnya.

“Wohh.. Enak sekali, sayang,” ujar Bayu dengan nafas berat.

Lisna tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Bayu dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman..

“Cepat pulang ah…” kata Lisna setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri.

“Ya sayang…” kata Bayu sambil menggandeng Lisna keluar kamar.

Sesampai di rumah, Bayu segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Lisna.

“Lama amat sih, Lis?” tanya mamanya.

“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Lisna ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian.

Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Lisna segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur.

“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Lisna.

“Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,” kata Lisna sambil matanya terus melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Lisna menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Lisna sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Lisna bersikap cuek saja awalnya.

Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Lisna ingin mengintip mereka. Segera Lisna bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Lisna dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh.

Darah Lisna berdesir karenanya. Ketika mata Lisna melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah.

Tampak jelas di mata Lisna betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Bayu. Lisna segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya.

Di atas ranjang, Lisna tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Lisna jadi gelisah.

Sejak saat itu Lisna secara sadar arau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Lisna selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Lisna waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.

Suatu malam..

“Pijitin pundak Papa, Lis.. Pegal amat,” kata Papa Lisna waktu mereka nonton TV.

“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Lisna gampang mijitnya,” kata Lisna.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Lisna segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.

“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya.

“Lisna sayang Papa,” bisik Lisna sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya.

“Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Lisna.

“Mm.. Lisna tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Lisna lagi manja.

“Lisna hanya mau bilang kalau Lisna sayang Papa,” kata Lisna sambil mencium pipi Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Lisna yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Lisna lama.

Lisna tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Lisna mulai berdesir.

“Ada apa sih, Lis?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.

Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Lisna mengecup bibirnya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.

Papa Lisna pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Lisna bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Lisna dengan hangat pula.

“Mm…” suara Lisna terdengar pelan.

Papa Lisna bangkit lalu duduk berhadapan dengan Lisna. Kembali dilumat bibir Lisna dengan agak panas. Lisnapun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Lisna bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..

“Lisna sayang Papa,” kembali Lisna berbisik.

“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.

“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Lisna sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Lisna. Lisna langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Lisna mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan.

“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih berciuman.

Lisna kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Lisna mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Lisna.

“Ohh…” desah Papanya.

Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Lisna. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Lisna. Lisna dengan tenang menelannya habis. Lisna lalu berdiri sambil tersenyum.

“Lisna pengen, Pa..” pinta Lisna berbisik.

“Tidak bisa sekarang sayang,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.

“Kapan, Pa?” kata Lisna sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya.

“Kamu pulang kuliah jam berapa?” tanya Papanya.

“Jam 11, Pa…”

“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.

“Iya, Pa…” kata Lisna sambil tersenyum pula.

“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Lisna mengangguk.

“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Lisna mesra.

Besok harinya sesuai dengan rencana, Lisna dijemput di kampus.

“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.

“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Lisna manja.

“Langsung saja…” kata Lisna tersenyum.

Papa Lisnapun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Lisna menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.

“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya.

Lisna juga sama. Tubuh Lisna telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Lisna. Lisna terpejam menikmati belaian Papanya itu.

Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar. Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Lisna. Diusap dan di gosoknya memek Lisna dengan mesra.

Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Lisna terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.

“Cepat masukkan, Pa…” pinta Lisna.

Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Lisna. Lisna menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Lisna. Lisna terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.

“Ada apa sayang?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.

“Lisna sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,” kata Lisna sambil memeluk erat Papanya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna.

“Papa juga sangat sayang kamu,” kata Papanya.

Lisna tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Lisna saat itu. Siang itu Lisna dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan.

Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Lisna lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya.

Tapi Lisna dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Lisna. Lisna menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Lisna.

“Kamu hebat sayang…” bisik Papanya.

“Lebih hebat dari Mama kamu,” kata Papanya lagi.

“Lisna sayang Papa…” bisik Lisna sambil tersenyum.
Share:

Cerita Mesum : Baru Kali Mendapatkan Trapis Yang Sangat Nikmat Sepongannya

Hari sudah sore ketika aku tiba di terminal Lebak Bulus. Hari itu hari terakhirku menjadi bujangan. 4 hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama 6 tahun. Hari ini aku pulang ke Jogja, ke tempat kelahiranku untuk bertemu dengan keluarga Hidupku sungguh sempurna.

Baru Kali Mendapatkan Trapis Yang Sangat Nikmat Sepongannya

Tepat setelah aku lulus dari kuliah, aku mendapatkan kerja yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi cukup besar daerah Jakarta Selatan. Tinggal jalan kaki ke Pondok Indah Mall. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup religius dan sangat teratur. Sepanjang sejarah kehidupanku, bisa dihitung berapa kali aku melanggar aturan atau norma. Kenakalanku paling besar hanyalah minum tomi (topi miring in case you’re wondering) dan sedikit magadon, waktu acara naik gunung di SMA. Tapi itu dulu. Hampa kadang terasa. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Kadang aku ingin, sekali-kali memberontak, melanggar aturan. Sekali dalam seumur hidup. Aku beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku. Sumber Alam. Langgananku selama 2 tahun terakhir.

“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Manis juga. Item manis sih tepatnya.
“Dereng mas, jogja ya? Mangke setengah jam malih …,” Lho, kok bahasa jawa?
“Nuwun nggih mbak.”
Aku duduk menunggu. Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tapi kepepet sih, harus cari upa (“cari nasi”) di Jakarta.
Tak lama kemudian bis itu datang juga. AB 7766 BK. Aku bergegas naik. 14A. dua tempat duduk. Aku sengaja mencari tempat duduk persis di bawah AC. Biar bisa tidur lelap. Aku segera menutup mata. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.

“Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. Aku membuka mataku.
“Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di seberang. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”
Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Kemudian melihat suaminya yang tersenyum mengangguk kepadaku di seberang kursi kami, menggendong anak yang kira-kira berusia 5 tahun.
“Aduh, bu, maaf, bukannya saya tidak mau, cuman memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini bu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.
Ibu itu cemberut. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”
Whatever. aku kembali menutup mataku.

Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Aku jengkel banget. Hujan mulai turun. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku. Masih terjebak di Cawang. Sial. Untung Cikampek tidak macet. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Uh, begitu romantis. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Kalau saja ….

Aku memandang ke samping. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Si bapak sedang sibuk dengan PDAnya. Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak. Tampaknya keluarga berada. Tapi ngapain naik bis ya? Ah, peduli amat.

Aku kembali menutup mataku. Hari berangsur gelap.
“Pengumuman, bapak ibu. Mohon maaf bahwa ada kerusakan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak dapat menyala,” kata kenek bus itu mengagetkan aku.
“huuuuu,” para penumpang menyahut serentak. Sip. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang. Aku paling suka gelap. Tidurku pasti nyenyak malam ini. Perjalanan yang panjang menuju Yogyakarta.
————
Aku melirik jamku. Jam 9 malam. Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan tidurku. Tidak berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku. Sialan. Itu berarti sepatu anak itu kena celanaku. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Tentu saja dengan mata terpejam. Tidak disangka, kaki itu balas menggesek. Eee, kurang ajar. Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya. Aku terkejut.

Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Itu kaki orang dewasa. Kaki ibu itu. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Aku segera menutup mataku, pura-pura tidur. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang lain yang akan terjadi. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Dan ibu itu balas menggesek. Aku sedikit membuka mataku. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Matanya juga terpejam ternyata.
Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagian kiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai terangsang.

Aku mencoba untuk lebih berani. Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku. Tubuh itu diam saja. Kulirik matanya. masih terpejam. Tapi aku mendengar dia menghela napas. Jadi ia terangsang. Aku? sangat terangsang. Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darah yang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Aku akan melakukan dosa. 4 hari sebelum pernikahanku. Sepanjang sejarah hidupku. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan, lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Aku gemetar. Sangat gemetar. Aku tidak tahan ……

Sekarang posisiku berubah. Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Sangat pelan. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam. Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang. Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. Oooh, aku semakin terangsang.

Ibu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya. Sangat merangsang. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia masih terus mengelus pahaku. Aku tidak sabar. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Aha, dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku. OOoh, mantab.

“Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku juga.
Aku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing-kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan. Tangannya kanannya membantuku membukanya.

Tanganku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya. Bayanganku memang menjadi kenyataan. BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya. SEkarang aku sedikit meremasnya. Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. Jantungku berdebar sangat keras.
“Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Apalagi oleh suaminya yang hanya duduk 50 cm di seberangnya. Ternyata dia mendengar. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali. Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku. Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Menanti elusannya.

Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas. Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.
Sial. ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Aah, seorang wanita. Bakalan lama nih. Jantungku berdegup keras.

Lama sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….
Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. hmmm. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang. Dan itu membuatku melayang.

Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Dan keras. Sangat keras. Sperti penis kecil. Aku memilinnya. lagi. Dan dia mendesis.

“jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti. Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti. Benar-benar nikmat.
Tapi tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa. Dan rasanya mulai sakit sekarang. berdenyut-denyut ga karuan. Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu. “Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu. Dia menahan tanganku.

“Jangan … “
Aku nekat.
“Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.
Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Kemudian memandang ke arah dia. Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.

“Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.
Dia menggeleng. Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan mata. Lama sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Dapat. Jelas, ini sutra. Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari. Sesuatu itu sudah basah. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang. Aku merasakan lipatan vertikal. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan, tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh. Tetap memejamkan matanya. Aku makin berani. Celana itu aku pegang elastisnya. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegang tanganku. Aku tetap berkeras. Dia menyerah.

Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya menegang.
Aku kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah daripada sebelumnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Benar-benar basah. Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar. Berulangkali.
Aha, aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental. Dia terengah-engah. Tubuhnya menegang. Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahan tanganku. Aku menurut. Aku memandangnya.
Matanya terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.

“Apa kau ..?”
“Ya … . Luar biasa …,” bisiknya, memandang kepadaku. Oooh, senyumnya manis sekali. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.
Dia memandang ke bawah tubuhku.
“Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan. Paling tidak dengan jariku.
“ga papa …”
Kami berdua terdiam. Menghayati momen-momen gila tadi. Kedua mata terpejam. Hawa dingin AC menyergap. Aku melirik jamku. 2 dinihari. Dan kemudian bus berhenti. cukup lama. Orang-orang sepertinya tidak peduli. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.
Aku memandang “partner”ku. Matanya terpejam. Bajunya sudah dikancingkan. Lengkap. Aku pun bergerak membetulkan celanaku.
“Jangan ….,” katanya sambil menahan tanganku yang hendak menarik ritsleting. Oh, dia ternyata melirikku. Ok. Aku menurut. Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan. Aku hanya menutupnya kembali dengan sweater. Temperatur udara dalam bis mulai panas. Keringatku mulai menetes dari kening. Akhirnya bus berjalan. AC mulai berhembus lagi. Sejuk. Aku memejamkan mata lagi.

“Buka matamu, awasin ….”
Aku tidak mengerti. aku membuka mataku. Tiba-tiba dia membungkuk.
Gilaaaa. Aku merasakan bibir mungilnya menyentuh kepala “adikku”. Ringan sekali. Aku mengerti maksudnya. Mengawasi sekeliling supaya tidak ada seseorang pun memergoki aksi gila ini. Penisku mulai hidup lagi. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. Kurasakan bibirnya mulai menciumi kepala penisku. Ohh, bibirnya mulai membuka dan memasukkan kepala penisku ke mulutnya. Penisku mulai masuk ke dalam mulutnya. Dan pelan-pelan mulut itu mulai menghisap. Adduh, sakit.

“Jangan keras-keras …,” aku berbisik sambil membelai rambutnya. Membelai rambutnya? iya, seperti layaknya pacar saja. Dia kembali melanjutkan kulumannya. Kali ini pelan-pelan. Naik turun. Naik turun. Nikmat tak terkira. Tampaknya dia sudah sering melakukan ini. Mulutnya bagaikan sebuah mesin handal perangsang penis. Setelah selesai menghisap, dia berhenti sebentar, dan kemudian menjilat bagian bawah kepala penisku. Tidak cuma menjilat, lidahnya juga bergetar ketika bergerak menyusuri daging itu.

“Ooohhh ..,” kali ini aku terpaksa harus melenguh. Ini nikmat sekali. Dia tahu sekali kelemahan “adikku”. Bagian itu kemudian digigitnya dengan bibirnya. Siall, makin nikmat. Lagi-lagi digigitnya dengan bibirnya. Kalau begini terus, aku pasti tak tahan. Gelliiii.
Kemudian mulutnya kembali mengulum. Naik turun. Yang aku heran, penisku bisa masuk semua ke mulutnya. Wooa, sensasinya benar-benar luar biasa. Telaten sekali dia. Mulutnya kemudian berpindah ke …. bolaku. Menciumnya sebentar, kiri dan kanan, dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Ohhhh….. . Ketika mengulum bolaku, kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutnya.
Aku yang ga telaten. Kurasakan nikmatku semakin memuncak. Tidak tahan lagiiiiiiiii …..
“Aku mau ….”
Mulutnya berpindah ke kepala penisku. Mengulumnya lagi. naik turun. Tangannya mengocok pangkal penisku. Pelan tapi erat.
“Aaaahhhhh …”
Ujung penisku berkedut. Sekali. Kurasakan aliran sperma ke mulutnya. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Selama itu pula mulutnya tetap mencengkeram kepala penisku. Aku ejakulasi. Di dalam mulut seorang ibu. Orang asing. Aku bahkan tidak tahu namanya.
Dia memandangku. Tatapan itu ….

“Makasih ….,” hanya itu yang terlontar dari mulutku. Dia bangkit, kemudian tersenyum kepadaku. Sekilas kulihat bekas sperma di pinggir bibirnya. Aku mengangkat tanganku, membersihkannya. Kami berdua terpejam. Pagi menjelang. Orang-orang sudah sibuk ngobrol. Isi bus kembali ramai. Aku? masih terlelap. Atau pura-pura? Setelah kejadian malam tadi, aku sama sekali tidak berani untuk menatap ibu di sampingku. Bahkan mengajak bicara pun tidak berani. Kurasa dia juga begitu. Kudengar dia sibuk dengan anaknya, sambil bicara dengan suaminya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia. Sepanjang jalan ku membuang muka, menatap pemandangan di luar jendela bus.
Pesta bujanganku kurasa.

Pukul 6.30. Orang-orang sudah mulai turun bus. Sudah sampai Sedayu. Berarti sebentar lagi masuk kota. Keluarga di sampingku bangkit. Oh, mereka mau turun.
“Mas, duluan, mas …,” kata suaminya ramah, ditimpali ibu itu. Aku terpaksa menoleh ke arah mereka. Baru kusadari sekarang. Ibu itu sangat manis. Aku merasa berterimakasih padanya.
“Oiya, monggo monggo,” sahutku.
Mereka turun dari bus. Bus semakin sepi mendekati terminal Giwangan. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Aku memungutnya. Penasaran.
Share:

Minggu, 28 April 2019

Cerita Mesum : Amel Menjadi Penikmat Suami Orang

Karena ditinggal dinas luar kota selama satu minggu, seorang Ibu muda berhijab yang setiap hari melakukan hubungan sexs dengan suaminya merasa horny. Pada suatu pagi ketika dia minta tolong suami tetangganya memasangkan gas LPG, dia Horny dan pada akhirnya terjadilah skandal sex

Amel Menjadi Penikmat Suami Orang

Orang memanggilku Amel, aku seorang wanita yang berumur 23 tahun. Aku menikah dini denganseorang pria yang mapan. Aku dulu kenal dengan suamiku saat aku bekerja di salah satu konter cellular. Mas Beni menikahiku karena aku seorang wanita yang hijab dan sangat pas dengan kriteria yang dia cari. Aku dipersuntingnya saat usiaku 21 tahun dan sekarang aku memilikiseorang putri cantik

Suamiku bekerja sebagai pengusaha kaligrafi yang sangat sukses. Aku hanyalah ibu rumah tangga yang segala sesuatunya dipenuhi oleh suamiku. Aku hanya mengurus anak saja sedangkan pekerjaan rumah sudah ada yang membantu. Hidupku serba berkecukupan tidak kurang suatu apapun. Semua dipenuhi asal tetap menjadi wanita yang berhijab.

Kalau aku sih dulunya nakal jilbab hanya untuk fantasi penampilan saja. Tetapi setelah aku menjadi seorang istri dan mempunyai anak aku sadar berhijab adalah suatu kewajiban. Suamiku makin cinta dengan aku sampai dia sering sekali membelikan aku gamis dan pakaian muslim. Gamis yang besar kerudung yang super jumbo biar tidak terlihat lengkak lengkuk tubuhku.

Satu tahun dua tahun menikah kita harmonis membina maghligai rumah tangga. Namun setelah mas Beni banyak pekerjaan diluar kota aku merasa jauh darinya. Aku membutuhkan kasih sayang dia seperti dulu. Memang banyak yang dia hasilkan tetapi kita semakin jarang bertemu. Itu membuat hatiku berontak rasanya nggak mau jauh dari suamiku.

Pernah mas Beni pergi satu minggu full sampai aku merasa benarbenar kesepian. Apalagi aku dan suamiku tipe pasangan yang setiap hari melakukan hubungan seks. Secapek apapun suamiku pasti setiap malam sempat menikmati keindahan tubuh istrinya. Tubuhku yang mulus dan lembut membuat mas Beni ingin terus melakukan hubungan intim denganku.

Seminggu itu aku merasakan kemaluanku serasa kering tanpa siraman kenikmatan dari suami. Yang ada aku selalu mengirim votovoto sexy kepadanya. Tetapi mas Beni kurang suka jika aku mengirim voto sexy. Hmmmm setiap hari aku nekat mengirim voto biar mas Beni makin kangen dan pulang deh. Aku sudah tidak bisa menahan birahi aku mencari referensi tentang film porno.

Cerita Dewasa SPG Kalau tengah malam aku melihat video kemudian aku onani sendiri untuk menghilangkan rasa jenuh. Tubuhku serasa tidak berdaya apabila lama tidak bercumbu dengan suamiku. Namun aku memiliki pengalam terburuk dan ternikmat dalam hidupku. Kala itu suamiku memang lama sekali di luar kota. Sore hari aku hendak memasak namun blue gas di rumah tidak bisa nyala.

Pembantu juga sudah pulang karena waktu sudah sore. Aku binggung meminta bantuan tetangga sebelah, namanya Pak Heri. Dia seorang TNI yang gagah tubuhnya besar dan kekar. Aku memberanikan diri untuk memint bantuannya untuk membetulkan bluegas dirumah. Baru pertama kali ini aku berbicara dengannya tiap hari jika bertemu kita hanya saling senyum saja,

pak bisa minta tolong nggak?

oh iya bu Amel, ada apa ya?

gini pak saya mau masak tetapi blue gas saya mati dan saya tidak bisa membetulkannya pak saya takut ucapku.

iya bu saya bantu bu

Pak Heri masuk ke dalam rumah ku sambil membawa alat seadanya. Tampak pak Heri lama sekali mengotakatik kompor itu. Aku merasa tidak nyaman karena aku berduaan dengan seorang lelaki yang bukan suamiku. Aku kebingunggan waktu itu satu jam namun belum bisa juga. Aku yang berada disamping pak Heri melihat keringatnya jatuh bercucuran,

pak bisa nggak..?

bisa bu Amel sebentar ya.

Aku menuju kamar untuk mandi dan setelah itu aku ke dapur. Ternyata sudah bisa nyala kompornya,

terimakasih ya pak tanganku berjabat dengan tangan pak Heri.

iya bu samasama tangan pak Heri berjabat dengan erat.

Lama sekali tanganku dipegangnya tatapan yang tajam itu menatap kedua mataku. Aku tersipu malu dan merasakan sentuhan yang sangat berbeda. Aku meminta pak Heri untuk minum kopi terlebih dahulu. Kita duduk di ruang tamu sembari ngobrol. Ntah sore itu begitu banyak kegairahan yang muncul pada diriku. Aku menatap wajah pak Heri dengan penuh birahi.

Aku yang memakai pakaian tertutup itu didekati pak Heri. Tanpa berkatakata dia mendekati aku dan membuka jilbabku. Aku menolaknya diapun langsung mencium bibir tipisku. Seketika aku merasakan ada sinyalsinyal biraji yang mulai merasuk didalam tubuhku. Ciuman yang lembut itu membuat aku sangat horni. Bibirku dikecup dengan penuh kehangatan.

Tangan pak Heri yang mulai bergerak mendekap tubuhku. Bahkan dia meremasremas payudaraku yang montok itu,

aaaahhhhhhhhh..desahku dengan lirih.

Aku yang selalu memakai pakaian yang tertutup dari atas hingga ke bawah itu membuat pak Heri kesusahan membuka pakaian. Pak Heri membuka gamis panjangku diapun terkejut melihat tubuhku yang mulus dan sexy,

bu Amel sexy sekali membuatku semakin bernafsu saja. Ucap pak Heri.

silahkan pak aku memang butuh belaian seorang pria. Jawabku dengan manja.

Aku membiarkan pak Heri menikmati tubuhku yang mulus itu. Aku berbaring di sofa dan sudah siap untuk bercumbu dengan Pak Heri. Aku masih memakai kerudung tetapi bajuku sudah terlepas, pak Heri dengan sigap meremas payudaraku. Jilbab yang aku kenakan menghalangi gerakan pak Heri, akhirnya aku melepas jilbabku dan pak Heri menciumi leherku yang mulus itu.

Buluku berdiri seketika aku mulai terangsang. Birahiku bangkit dengan cepat karena mulut pak Heri menciumi leher hingga ke pusar. Payudaraku yang menggemaskan dan kenyal itu membuatnya beringas. Kedua putting susuku diputarputar agara bisa berdiri tegak,

oooooohhhhhh.pak.aaahhhhh nikmat.aaahhhhhhh..

Nikmat sekali putaran puting susu itu membuat aku lemas. Aku terus meronta karena terlalu bergairah. Tangannya dengan lihay meremas payudaraku, apalagi payudaraku kenyal. Lidahnya menjilati putting susuku dengan perlahan. Dan dia pun menjilati dengan penuh kegairahan,

aaakkkhhaaaahhhhhhhhh.aaaaaahhhhhhhh. desahku dengan keras.

Dia mengulum putingku dengan keras aku semakin tak berdaya merasakan kenikmatan. Semakin turun ke bawah menciumi pusarku. Aku gelid an menggeliat tubuhku benarbenar kenikmatan yang melebihi apapun. Tubuh pak Heri yang kekar itu berada diatasku, wajahnya memerah oenuh dengan keringat bercucuran.

Dia membuka celana dalamku yang tipis sedikit terlihat banyak bulu kemaluan. Dia meraba dari atas hingga ke bawah bulubulu ku yang rimbun membuat pak Heri terlihat semakin penasaran. Dia mengelus dan membuka lipatan memekku. Jari nya mencoba mencari celah agar bisa masuk ke dalam,

aaahhhhpakaaahhhhhhhhh..nikmat.

Jarinya sudah masuk ke dalam memekku dan aku terus merintih merasakan kenikmatan itu. Jarinya berputarputar di dalam memekku. Membuat aku terus menjerit nikmat, aku melihat penis pak Heri sangat tegang. Sepertinya sudah siap untuk menjelajahi kenikmatan bersamaku. Aku nggak tahan pengen pegang penisnya. Aku memberanikan diri untuk meraba penisnya, pak Heri tergerak.

Kemudian menciumi payudaraku kembali, aku dengan cepat meremasremas penis pak Heri,

ooohhh aaaaaahhhhh nikmat sekalii.. rintihan pak Heri.

Aku memintanya untuk menjulurkan penisnya dimulutku. Rasanya tak kuasa pengen mengulum penisnya yang besar dan mantap itu. Aku memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Aku jilati dengan perlahan dan masuk ke dalam mulutku seluruhnya,

aaaaaakkhhh.oooohhhhhhh.terus bu.semakin dalamaaaaakkhhh..

Pak Heri mendorong penisnya agar terus masuk ke dalam. Sudah sangat mentok di dalam mulutku, sembari tanganku terus mengocok penisnya. Pak Heri terus meronta mendesah kenikmatan. Tak lama kemudian pak Heri melepas penisnya dan mencoba menggesekgesekkan penisnya. Aku beberapa kali orgasme dan mengeluarkan banyak cairan.

Sehingga memekku basah membuat oenis pak Heri mudah masuk ke dalam memekku,

aaaahhhhhhhmasuk pak.aaahhhhh tekan pak.ooohhhh

Pak Heri memasukkan penisnya yang besar itu dan aku menjerit. Seperti perawan yang baru pertama kali berhubungn. Itu karena penis pak Heri yang berukuran besar membuatku tak tahan dengan tekanannya,

aaaawwwwww.aaahhhhhhhhhpelan pak ooohhh..

Setelah itu pak Heri melakukan gerakan yang asik maju mundur sesekali dia menekan penisnya sampai mentok ke dalam rahimku. Aku terpejam merasakan kenikmatan itu dan dia masih saja gemas dengan putting susuku yang masih menegang. Bibirnya tidak dibiarkan diam, dia terus mengulum putingnya dengan penuh kegairah,

ooohhhh pak..aaaahhhhhh..

Aku mengangkat pantatku ohh goyangan penis itu sangatlah nikmat. Kita berubah posisi menjadi doggie style. Pak Heri memasukkan penisnya ke dalam kembali aku bergerak merasakan kenikmatan. Tangan pak Heri bertumpu pada pantatku dia meremas erat pantatku. Aku menggerakkan tubuhku maju mundur sehingga kita samasama menggairahkan,

ooohhhaaaaaahhhaaakkkhhhooohhh.

Posisi kembali berubah aku berada diatas pak Heri. Kita bertatapan kembali, dan aku mulai beraksi. Aku mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Aku gesekgesek telebih dahulu dan kemudian masuk. Ternyata posisi diatas jauh lebih nikmat , aku bergoyang sesuka hatiku,

aaahhhh nikmat bu Amelgoyang terus bu.aaahhhh..

Takhentihentinya pak Heri mengulum putting susuku kala itu. Sampai dia menggigit putting susuku dengan keras,

aaahhhhhsakit pakoooohhh.

Aku bergerak maju mudnur dan memberikan tekanan yang sangat keras. Beberapa kali aku mengeluarkan cairan. Kemudian aku merasakan kehangatan ketika sperma pak Heri keluar di dalam memekku,

cccccrrrrooooootttccccrrrrooootttt..cccccrrroooooooottt.

Hangat dan nikmat aku pun memeluk pak Heri, setelah itu kita merapikan pakaian dan pak Heri berpamitan denganku. Aku pun mandi keramas karena nanti malam suamiku pulang. Aku harus melayaninya dengan sepenuh hati. Sejak saat itu aku menjadi penikmat suami orang, rumput tetangga memang lebih nikmat.

Sedangkan jilbab besar dan pakaian muslim hanyalah kedok semata. Sekarang kalau suamiku pergi jauh dan lama tidak pulang aku tenang. Karena ada tetanggaku yang menjadi pemuas nafsu birahiku. Sekian.
Share:

Cerita Mesum : Menikmati Memek Tembem Yang Punya Kost

Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Denok dan Pak Jerry suaminya. Bu Denok adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.

Menikmati Memek Tembem Yang Punya Kost

Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Denok melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Denok juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.

Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Denok sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Denok, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama penagamatanku Bu Denok selalu memakai BH warna Hitam.

Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah. Waktu itu usianya 28 tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang ke 34 tdak terlihat kalau Bu Denok telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 38arB yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore.

Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Denok jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Denok, sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang bercinta denagn Bu Denok. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Denok yang akan dicuci besok.

Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Denok yang pasti sangat keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui bersama Bu Denok. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.
“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
“Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.
Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

Sekitar 45 menit kemudian Bu Denok keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.
“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.
“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
“Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
“Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.
“Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.

Sekitar 5 menit kemudian Bu Denok mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.
“Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Denok masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu Denok tidak bereaksi di atas kasurnya.

Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.

Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Denok menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Denok kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang.

Kudekati tindih tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Denok tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Denok mulai sadar nanti.

Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Denok sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Denok mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.

Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Denok yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.

Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Denok yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Denok kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah.

Aku duduk disampingnya saat Bu Denok mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.
“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.
“10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
“Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya. Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
“Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.

Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya.
“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Denok lirih.
Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Denok. Bu Denok menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Denok yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Denok mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Denok kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.

“Berhasil” Batinku. Bu Denok tersentak.
“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.
“Memang tidak boleh sih.. tapi..”
Aku kembali merangkul Bu Denok, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Denok pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Denok dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Denok tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Denok menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat, tangan Bu Denok menjambak rambutku.

Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Denok tidak lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Denok. Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Denok saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Denok.

Bu Denok tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”
Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Denok karena hawa nafsuku sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Denok dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

Bu Denok tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Denok. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Denok, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan badannya berguncang.
“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.
Bu Denok telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Denok. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Denok. Makin lama makin cepat, Bu Denok mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.

Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Denok. Rupanya Bu Denok telah mencapai orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Denok.
“Inilah saatnya” Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Denok bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Denok kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Denok, sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur.

Pagi harinya, Bu Denok bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Denok pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Bu Denok yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Denok.
“Mandi dulu dong” Pinta Bu Denok manja.
Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Denok turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.

Rasa malu Bu Denok telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Denok karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Denok, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Denok terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Denok mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Denok, kali ini Bu Denok merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Denok kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Denok dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Denok membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Denok. Bu Denok melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Denok dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Denok sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Denok mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Denok terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.

Aku dan Bu Denok telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
“Atur aja” Desahnya manja.
Kemudian Bu Denok berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Denok di tempat tidur.
Share:

Cerita Mesum : Dokter Bohay Yang Bikin Sange Setiap Hari

Hilda аdаlаh ѕеоrаng dоktеr mudа, diа bаru ѕаjа mеnуеlеѕаikаn gelar S2 di univеrѕitаѕ ternama di Jakarta. Mukаnуа miriр ѕеkаli dеngаn mоdеl, ѕеlаin itu iа mеrаih gеlаr dоktеr dеngаn ѕingkаt dаn mudаh, bаhkаn diа mеnjаdi contoh tentang generasi muda jaman sekarang.

Dokter Bohay Yang Bikin Sange Setiap Hari

Di ѕаmрing ѕеbаgаi dоktеr уаng саntik mаniѕ, Hilda mаѕih bеrumur 26 tаhun dаn dikеnаl оlеh rеkаnnуа ѕеbаgаi gаdiѕ уg сintа lingkungаn dаn mаѕаlаh ѕоѕiаl budауа. Diа ѕаngаt ѕеnаng dеngаn реtuаlаngаn аlаm.

Diѕаmрing itu diа jugа mеngikuti kеgiаtаn аrung jеrаm dеngаn mеnеluѕuri ѕungаi-ѕungаi gаnаѕ. Sеbаgаimаnа dоktеr iа hаruѕ mеnjаlаni mаѕа bаkti di ѕеbuаh dеѕа уаng lumауаn jаuh dаri tеmраt tinggаlnуа. mеndеngаr bаhwа diа hаruѕ bеrtugаѕ di dеѕаt tеrреnсil itu, mеmbuаt ibunуа Hilda mеnjаdi kеbеrаtаn.

Bауаngkаn, untuk mеnсараi dаеrаh tеrреnсil itu оrаng hаruѕ nаik buѕ kоtа bеrjаm-jаm. Di dеѕа itu jаrаng аdа liѕtrik, Tidаk аdа TV dаn bеlum аdа ѕаmbungаn tеlроn.

Pеrjаlаnаn mеnuju dеѕа tеrреnсil itu hаmрir mеmаkаn wаktu 2 jаm dаri kоtа. Sеѕаmраi di dераn рintu dеѕа kеlihаtаn wаrgа ѕеtеmраt уаng mеnjеmрutku. аku mеlihаt ѕеоrаng wаnitа уаng mеngigil kаrеnа dеmаm уаng tinggi. Sеѕudаh аku реrikѕа diа kubеrikаn оbаt-оbаtаn уаng di butuhkаn. Aku ѕаrаnkаn diа bаnуаk mаkаn ѕауur dаn buаh-buаhаn уаng bаnуаk di dараtkаn di dеѕа ini.

Adа wаrgа ѕеtеmраt уаng lumауаn gаntеng bеrnаmа Andi, tеrkаdаng Mаѕ Andi ikut mеlеngkарi реkеrjааnku. Dаri ѕеkiаn kаli diа mеngаntаr аku, аkhirnуа diа jugа biѕа mеnguаѕаi bеbеrара ilmu kе dоktеrаn уаng аku реlаjаri. Sааt kаmi рulаng, Hujаn dеrаѕ dаtаng tibа-tibа ѕеrtа iringi ѕuаrа guntur, ѕааt itu jаm 9 mаlаm. “Ah, hujаn dеrаh nih ! uсарku, dаn mаѕ Andi mеnсоbа mеlаju сераt kеndаrааnnуа.

Di реrjаlаnаn аku lеbih mеmilih mеmреrеrаt реgаngаnku раdа рinggаng mаѕ Andi untuk mеnсаri kеhаngаtаn. tаk lаmа kеmudiаn kаmi bеrtеduh di gubuk рinggir jаlаn mаlаm itu.

“Ibu kеdinginаn”? ѕаhutnуа ѕаmbil mеrаngkulkаn tаngаnnуа kе рundаkku
“Iуаlаh, Mаѕ..” аku bаlik mеrаngkul рinggаngnуа dеngаn rаѕа аkrаb.

Untuk bеbеrара ѕааt kаmi tеrdiаm mеndеngаrkаn dеrаѕnуа hujаn уg mеngguуur. Bеbеrара kаli аku mеnеkаn реlukаnku kе tubuh Mаѕ Andi untuk mеndараtkаn kеhаngаtаn уаng lеbih ѕеrtа kераlа dаn wаjаhku ѕеmаkin rеbаh mеnеmреl kе dаdаnуа dаn аku mеrаѕаkаn bеtара dаmаi раdа ѕааt ini аdа mаѕ Andi.

Aku jugа ingin mеmbuаt diа mеrаѕа ѕеnаng di ѕаmрingku, Tibа-tibа iа mеnggеrаkkаn bibirnуа mеngесuр lеhеrku. Aku hаnуа bеrtindаk diаm, kаrеnа аku ѕеndiri ѕudаh ѕаngаt lеlаh, ini mеnjаdi jаm-jаm mеlеlаhkаn kоndiѕi rаѕiо dаn еmоѕiku сеndеrung mаlаѕ. Jаdi аku mеmbiаrkаn ара mаunуа.

Aku nggаk реrlu mеngkhаwаtirkаn ulаh mаѕ Andi уg udаh dеmikiаn bаnуаk bеrkоrbаn untukku. Hinggа kеmudiаn аku jugа tеtар mеmbiаrkаn kеtikа kurаѕаkаn kесuраn bibirnуа mеnуеdоt lеhеrku. аku bеrtindаk ѕеdikit mеnghindаr.

“Aiiihhhh…. rеngеkku untuk mеnghindаr” hinggа diа bеrkаtа
“Buk dоktеrrr… biѕiknуа kераdаku
dаn аku hаnуа mеnjаwаb “Hmmm…”

Aku ngаk tаu mеѕti bеrbuаt ара, kаrеnа аku ѕаngаt mеnghоrmаtinуа tеlаh bеrkоrbаn bаnуаk untukku. Hinggа wаktu уаng bеrѕаmааn tаngаnnуа mаѕ Andi mеrаbа dеngаn lеmbut kеduа tаngаnku. аku hаnуа diаm ѕаjа, tаnра аdа mеrоntаk ѕеdikitрun. Lаlu diа mеrаbа lеbih dаlаm lаgi kе dаlаm bаjuku, hinggа diа mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа buаh dаdаku.

Alirаn dаrаhku tеrаѕа mеlоnjаk, kеtikа mеnggеlitik bаgiаn рuting ѕuѕuku. Aku tаk mеndugа ара уаng di lаkukаn Mаѕ Andi ini kаrеnа аku mеrаѕаkаn ѕеmасаm nikmаt. dеngаn ѕеdikit ku mеlihаt wаjаhnуа, lаngѕung ѕаjа wаjаhnуа mеnghаmрiri bibirku уаng tiрiѕ.

Aра уаng tеlаh tеrjаdi !!! Aра уаng mеlаndаku dаlаm gеmеrlар mаlаm ini !!! Aра уаng mеmbuаtku bеrgаirаh !!!

Aku juѕtru kеhаuѕаn dаn ingin lеbih mеnikmаti lаrut mаlаm ini dеngаn indаh, аku ingin diа bеnаr-bеnаr mеngесuр bibirku dеngаn hаbiѕ-hаbiѕаn.

Ku Kurаih kераlа mаѕ Andi hinggа ku mеnghiѕар bаlik bibirnуа, ѕааt itu kаmi ѕаling сiumаn аtаu сiроkаn. Tubuhku tеrаѕа mеngеluаrkаn kеringаt, mungkin bаjuku mеngеring kаrеnа hаwа раnаѕ tubuhku kini уаng mеrаѕаkаn nikmаt bеrсintа.

Hhhmmm….. Dеѕаhku
Aku tаk tаhu lаgi ара уаng bеrikutnуа tеrjаdi, kаrеnа ku mеrаѕаkаn tubuhku di bаringkаn kе gubuk bаmbu tеrѕеbut ѕаmbil tеruѕ mеnjilаti bibirku. Hаѕrаt mеnggеlоrа mеnggеlitiki ѕаrаf libidоku. Kеnара gаirаh ini mеngоbаrkаn ѕуаhwаtku, аku mеnjаdi hаuѕ ѕеx dаn lеhеrku tеrаѕа gеli kеtikа mаѕ Andi mеngесuрnуа. Kесuраn dеmi kесuраn di tеrimа оlеh tubuhku dаn аku tаk mаmрu lаgi mеnаhаn gеjоlаk nаfѕuku.

Aku mеnggеlinjаng kuаt, аku mеrоntа ingin ѕеkаli сеlаnа dаlаmku di rоbеk-rоbеk оlеh реniѕnуа, Aku ingin diа сераt mеnуаmbut nаfѕu birаhiku.

Aku mеrаѕаkаn ѕеѕеоrаng уаng jаntаn ѕеdаng bеruѕаhа mеrаmраѕ kереrеmрuаnаnku. Dаn аku hаruѕ ѕесераtnуа mеnуеrаh раdа kеjаntаnаnnуа itu. Dаn kini bibir mаѕ Andi jаuh kе dаlаm bаgiаn intimku, kераlаnуа kini bеrаdа di ѕеlа-ѕеlа ѕеlаngkаngаnku. Aku mеrаѕаkаn саirаn birаhiku mеlеlеh kеluаr dаri lubаng vаginаku.

Kudеngаr.. Srrruuрррр… Sllrruuррр… ѕааt mеnуеdоti саirаn itu.

“Bu Dоktеr, mаѕih реrаwаn? biѕiknуа kераdаku
Yа bеnаr, аku mеmаng mаѕih реrаwаn ! tарi аku mеrаѕа rеlа ара уаng tеlаh mаѕ Andi lаkukаn kераdаku.

Mаlаm itu аku mеrаѕаkаn nikmаt уаng luаr biаѕа, Mаѕ Andi mеnindihkаn tubuhnуа di аtаѕ tubuhku, diа mеnuntun bаtаng реniѕnуа mаѕuk kе dаlаm lubаng vаginаku. Bеtара ѕеnѕаѕi ѕуаhwаt уаng lаngѕung mеnуеrgарku

Aуо mаѕ, сереtаn mаѕukin.. аku udаh ngаk kuаt nih”.. рintаku mеmеlаѕ.

Slееррр… Slеррр… Slеер… tеrdеngаr ѕuаrа bесеk di vаginаku.

Bеnаr-bеnаr nikmаt, ѕаmbil tеruѕ iа bеrgеrаk mаju mundur mеnikmаti lubаng vаginаku уаng mаѕih реrаwаn, mеmаng kаmi tidаk tеrlаlu lаmа mеlаkukаn hubungаn intim ini kаrеnа аku ѕеring mеrаѕаkаn kеѕаkitаn. mungkin ini tаndаnуа wаnitа реrаwаn, jаdi bеlum biѕа di аjаk kоmрrоmi kаlаu соwоk ingin bеrѕеtubuh.

Sаmраi kirа-kirа ѕеkitаr 10 mеnit аku mеndеngаr dеѕаhаn dаri mаѕ Andi уаng kеluаr аir mаni duluаn.

Crооtt… Crоооt… Crоооt… аir mаni kеluаr di bаgiаn реrutku. Akhirnуа jеbоl jugа реrtаhаnаn mаѕ Andi

Tаk lаmа kеmudiаn kаmi mеmаkаi mеmаkаi сеlаnа mаѕing-mаѕing. ѕааt itu kаmi tidаk tеrgеѕа-gеѕа рulаng, kаmi ngоbrоl untuk mеngiѕi wаktu ѕаmbil mеnunggu hujаn rеdа.

Di ѕааt kаmi рulаng, аku tеruѕ mеmеluk еrаt tubuh mаѕ Andi dаri bеlаkаng. ѕаmbil nуеtir di mаlаm hаri, mеrеmаѕ-rеmаѕ kеmаluаnnуа аdаlаh рilihаnku аgаr diа mеndараtkаn gаirаh ѕеkѕ уаng nikmаt dаri bеlаkаng. Tеtарi аku titiр реѕаn kераdа mаѕ Andi аgаr diа tidаk mеnсеritаkаn hаl ini kераdа rеkаn-rеkаnnуа di ѕеkitаr kаmрung.
Share:

Cerita Mesum : Mertua Yang Sangat Genit Dan Juga Pandai Memuaskanku

Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan secantik mungkin dg penampilan yg seksi. Aku mengenakan bra warna merah dan gaun putih transparan, terlihat jelas warna bra yg kupakai, semua lelaki pasti tak akan kuat berpaling dariku. Sambil nunggu kabar dari suamiku yg belum pulang kerja sampai saat ini.

Mertua Yang Sangat Genit Dan Juga Pandai Memuaskanku

Tiba-tiba
Kriiiing,,,,
Ya halo pa,,,
Eh, ma malam ini papa ga bisa pulang, tugas dadakan dr bos
Oh,, ga apa apa pa,,,

Gitu aja ya ma
Oke pa,,,
Yess suamiku ga pulang, berarti malam ini aku bebas, sesuai rencana awal, aku penasaran, pengen tau rasanya punya mertua yg ekstra besar dan bikin aku ah ah ah,,,, aku akan bikin masakan yg enak buat mertuaku sayang dan brangkaaat,,,
Tok tok,,,
Siapa,,,
Saya pak, Saliyem
Oh, masuk
Ini saya bawain makanan pak
Ehem kok tumben malam2 gini
Iya pak,,,
Suamimu?
Lembur pak sampe pagi, besok pulang jam 9 pagi
Lah kamu sendirian
Makanya itu pak,,,
Makanya kenapa
Yem takut
Nginap disini aja
Emang boleh pak
Oh,, boleh banget
Ayo pak dimakan (suasana pecah saat mertuaku memandangi tubuhku seperti kesetanan, aku tau apa yg ada dalam pikirannya, dia pasti senang aku menawarkan diri nginap di rumahnya)
Oh iya iya,,, em,, dik yem,,,
Iya pak,, kenapa,,,
Anakku beruntung banget ya dapetin kamu
Bapak bisa aja, emangnya apa kelebihanku
Kamu cantik luar biasa,,,
Ah, biasa aja pak
Bapak aja sampai ck ck ck,,,,
Bapak ih,,,
Em,,, ntar boboknya dimana dik yem
Terserah bapak lah
Lah kalo terserah saya, ya bapak suruh bobok dikamarku loh,,,
Nggak ah, ntar diapa apain lagi,,, kan aku menantumu pak, pamali,,,
Katanya terserah bapak, kalau soal itu sih ga ada istilah menantu dik
Soal itu,,, maksud bapakkk?
Itu lho,,, ah masa ga ngerti sih dik
Ngerti bapak mertuaku sayang,,,
Apa, kau panggil aku sayang,,, oh romantis sekali,,, bolehkah aku memelukmu dik saliyem menantuku sayang
Nggak ah, ntar ada yg berdiri lagi
Dari tadi udah berdiri dik, ga kuat niih
Emang masih kuat pak,,,
Kalo soal begituan, apalagi dg wanita secantik dirimu,,, oh,,, aku seperti orang kehausan ditengah gurun pasir dan menemukan segelas air dik,,,
Oya,,,
He em,,, badanku boleh tua tapi gairahku, tak perlu kau ragukan
Terserah bapak deh,,, aku nurut aja sama mertua, diapain aja alu mau,,,,
Benarkah dik,,, uuwaaahh uwaah,,, hmm,,,
Tanpa ragu dan dg tenaga bull dozer, lelaki tua itu yg tak lain mertuaku sendiri, menyerangku, memelukku dg kuat, mulutnya menciumi wajahku, leherku dg bringas dan rakus, aku pasrah badanku digerayangi, pakaianku diacak acak. Tubuh mertuaku panas, gemetar namun liar. Benar yg ia katakan tadi seperti orang kehausan, mungkin karena lama tidak mencumbu wanita dan tak ada cewek yg mau dengannya kecuali aku menantunya sendiri. Aku biarkan dia menikmati tubuhku, aku serahkan semuanya malam ini untuknya. Tubuhku dibuat merinding olehnya, dalam sekejab dia berhasil menelanjangiku.

Ciumannya bertubi tubi, jilatannya menjalar kemana mana sampai dadaku, leherku basah oleh ludahnya. Mertuaku yg sdh tua seperti mendapat durian runtuh bisa menggagahiku malam ini, diluar dugaannya pastinya. Mungkin selama ini aku orang yg selalu hadir dalam bayangannya ketika dia beronani, kini benar2 nyata dalam kekuasaannya bukan bayangan, bukan mimpi, makanya sampai dia terus menerus bergerak bergerilya menikmatiku. Seluruh pakaianku telah berceceran dilantai, aku terus diciumi, dijilati dari leher sampai jempol kaki. Mulutku dihisapnya, lidah mertuaku menyeruak masuk ke mulutku bergerak2. Aku jijik diperlakukan seperti itu, namun demi menghargai dia, aku balas dg menjulurkan lidahku ke mulutnya.

Eh lidahku dihisapnya dg kuat,,, aku mual,,, huekk. Tapi mertuaku cuek, tak peduli ekspresiku yg jijik atas perlakuannya. Bahuku diremas, payudaraku diciumi bergantian, puting susuku dihisapnya sampai terasa sakit. Oh,,, tenaga mertuaku ternyata luar biasa, kedua tanganku diangkat dan aku teriak teriak kegelian, dia jilati ketiakku,,, waw tubuhku menggelinjang menahan rasa geli permainan mertuaku, ia terus jilati ketiakku yg berkeringat, mungkin mengeluarkan aroma yg tidak sedap tapi dia makin rakus dan bernafsu. Belum digesek miss v ku sdh basah oleh lendir kenikmatan. Aku dibopong dan didudukkan diatas meja kayu yg besar, kakiku diangkat, kedua pahaku dibuka lebar, aku malu,,, ia tanpa ragu dan dg sigap membenamkan wajahnya di selangkanganku,,, aku menggeliat menahan nikmat dan geli, ini belum perbah dilakukan oleh suamiku.

Mertuaku tak hanya punya barang gede, tapi pandai memainkan sex dg mantap. Aku benar2 dibikin klepek2 tak berdaya dihadapannya. Auuuuhhh,,, mis v ku dibelah,, dan emmhh,,, dicepok cepok,,, dan dijilati sampai seluruh lendirku terasa bersih. Geli geli nikmat membuatku mabuk kepayang. Oh mertua gila,,, jangan hentikan permainanmu, malam ini aku jadi milikmu,,, celotehku. Ia hanya bisa mengerang2 dg napas memburu seperti orang dikejar anjing. Miss v ku basah oleh ludahnya dijilati seperti kucing kelaparan ketemu ikan asin.
Mertuaku telanjang bulat dg mr p yg gede berdiri manggut2 siap dihujamkan di miss v ku. Aku takut,,, aku degdegan,,, perasaanku tak karuan, antara perasaan berdosa selingkuhi suamiku dg mertuaku sendiri dg rasa penasaran pengen tau barang mertuaku yg bikin aku mabuk. Uwaaaah,,, mr p itu telah nempel dibibir vaginaku, panaaas,,, ditekan,,, auh,,, ditekan lagi auh,,, responku tak kusadari mulutku nyanyanyua,,,, kepala mr p mertuaku nerobos keluar masuk di ujung lubang vaginaku, ia tekan lagi,,, tekan terus sampai seluruh batang penis itu masuk ke vaginaku, ia cabut pelan, masukin lagi,,, begitu terus dan setiap ayunan aku tetiak dan mendesis saking enaknya dan bener2 hal yg berbeda dg suamiku.

Ouh,,, aaahhh esst,,, aku disetubuhi mertuaku sendiri, hal yg tak layak, namun bagiku ini sensasi. Penis besar itu keluar masuk mengayun vaginaku yg bener2 peret krn ukuran pebis yg besar dan tak wajar. Vaginaku mengeluarkan pelumas yg menambah kenikmatan persenggamaan ini. Yah namanya orang tua, baru beberapa tusukan saja sdh nut nutan mau keluar. Mertuaku teriak teriak seperti orang ngeden eeekkk,,,,, dan segera mencabut penisnya dr vaginaku lalu mengocoknya hingga keluar sperma kental creeett crecet,,, berceceran di dadaku. Oaaah oaaah,,,, teriaknya
Dik yem, makasih ya
Iya pak sama sama
Dik, bapak mohon kepadamu
Apa itu pak,,,
Tolong jaga rahasia ini
Iya pak yem ngerti
Bapak takut jika ada yg tau kita seperti ini, reputasi dan harga diri bapak sebagai penceramah bisa hancur dik.

Tenang aja sih pak,,,
Bapak bisa menahan diri dr kejahatan lain, tapi yg satu ini bapak tak sanggup
Udah bapak bobok
Nggak dik, istirahat 10 menit, bapak mau nambah
Haaa,,, serius pak
Oh my god,,,, aku digarap lagi, dan semalam suntuk aku disetubuhi mertuaku, istirahat sejenak, ia garap aku lagi sampai badanku sakit semua, vaginaku terasa ngilu, berkali2 ditusukin penis gede miliknya. Aku terasa mau pingsan, sekujur tubuhku lemes. Mertuaku sepertinya tak mau menyia2kan kesempatan. Seolah hari esok tak mungkin ada kesempatan sebagus ini, menyetubuhi menantunya sendiri yg cantik nseksi. 7 kali lebih mertuaku menggagahiku dlm semalam.
Jam 7 pagi aku pulang menyiapkan segala sesuatunya tuk sambut suamiku pulang pagi ini.
Suamiku datang dan kebetulan mertuaku juga main ke rumahku, seperti tak terjadi apa2 semalam, suamiku ngobrol santai dg bapaknya, mertuaku. Tak lama kemudian, suamiku pamitan mau mandi, mertuaku menatapku penuh nafsu. Begitu pintu kamar mandi nutup, mertuaku menghampiriku dg cepat dan menciumiku, mencumbuku dan jilati leher dan dadaku, susuku dirogoh rogoh, dikeliarkan dr bra dan disedot, dicupangi bergantian,,,, aaahh,,, mertuaku bringas menikmati sisa usianya bersama menantunya, diriku. Matanya nanar, kupingnya tajam memperhatikan suara pintu kamar mandi dmn suamiku ada didalamnya. Selama suamiku mandi aku dilucuti mertuaku, aku telanjang dada dan mertuaku dg bebas cumbui payudaraku.

Ugh nikmatnya, punya mertua rakus haus sex. Penisnya menekan nekan dan digesek gesekin di pahaku sedangkan mulutnya sibuk jilati kedua payudaraku dan jilati ketiakku. Terus terang aku suka diperlakukan seperti ini. Terdengar suara pintu klek,,, kami sudahi permainan ini dan bergegas rapikan pakaian ambil sikap santai seperti tak terjadi apa2. Suamiku keluar dr kamar mandi, pakai handuk menuju kamar, ia ngunci pintu kamar dan pakai baju, seketika itu pula kami kembali berpagut bercumbu saling menikmati sentuhan dan cumbuan di ruang tamu ini. Kedua tangan mertuaku masuk ke dalam bajuku menggerayangi dan meremas payudaraku dg posisi ia ada dibelakang dg penis menekan pantatku, wua terasa banget kemaluan mertuaku yg super tegang nonjok pantatku yg masih tertutup rok.
Terdengar lagi bunyi selot kamar suamiku klek,,, kami cepat ambil sikap santai pura2 ngobrol dg mertua. Suamiku tak curiga sama sekali dg aksiku yg benar2 rapi.
Suamiku menuju ke taman belakang, lihat2 taman sambil duduk santai di sova, ia ambil makanan ringan, beberapa menit kemudian suamiku nguap, ngantuk krn habis kerja lembur. Ia akhirnya tertidur di sova. Mertuaku ternyata memperhatikan anaknya terus, begitu suamiku lelap, langsung dia menghajarku kembali, menciumiku, mencumbuku, menelanjangiku dan ahh,,,, penis gedenya menghajar vaginaku dg sadis.

Aku pegangan lemari dg kuat, posisiku nungging beuh nikmatnya, vaginaku disetubuhi dr belakang oleh mertuaku,,, mataku merem melek menikmati sex terlarang ini, aku tetus memperhatikan suamiku, takut dia bangun, tapi tidurnya sangat lelap. Lama sekali aku disetubuhi mertuaku, krn semalam sdh berkali2 ngeluarin sperma, kali ini vaginaku dihajar habis sampai begitu lama, berjam2 ditusuki penisnya tapi tak keluar2 spermanya. Aku sampai lemes kecapean. Berganti gaya sambil lihat ke arah suami, telentang dan disetubuhi dari atas, merangkak disetubuhi dr belakang sampai ah,,, keringatku membasahi tubuhku krn vaginaku dihajar terus terusan mertuaku. Akhirnya mertuaku tubuhnya kaku, mencengkeram punggungku dan penisnya terasa berkedut kedut, ia orgasme,,, spermanya nyembur di vaginaku sebelum ia sempet cabut.

Aduh gawat,,, aku kuatir hamilku nanti anakku mirip mertuaku, aku tak tau anak siapa nanti dlm kandunganku, anak suamiku atau anak mertuaku,,, au ah egp. Tanpa suara rintihan atau suara mengerang kami menikmati persenggamaan ini di ruang deket suamiku tidur. Mertuaku ternyata lebih hebat dr suamiku walau usianya lebih tua. Dan terus terang, aku lebih menikmati sex dg mertuaku, setiap ada kesempatan, kami lalukan perbuatan bejat namun nikmat itu entah sampai kapan, aku tak bisa menghentikannya.
Share:
XoDomino Agen Judi Poker Domino99 dan Ceme Online Indonesia
IniMaster Agen BandarQ Online | Situs Capsa Susun | Domino QQ Poker Terpercaya

DOWNLOAD BOKEP ONLINE

Agen Judi Poker Online Indonesia   Agen Judi Online Terpercaya   Dapat Uang Dengan Sangat Cepat
Copyright © Mawar Hitam - Cerita Mesum Video Bokep 2019 | Mawar Hitam Design by Jesika Yaya | Blogger Theme by INIPOKER